Kamis, 10 Mei 2012

Analisa NPV


Prinsip-prinsip Investasi Modal
Metode-metode penilaian investasi
1. Net Present Value
Adalah sebuah metode penilaian atas sebuah investasi yang akan dilakukan dengan menitik beratkan pada Present Value Pengeluaran dibandingkan dengan Present Value Penerimaan.
Misalkan saat sekarang ini kita membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 50juta. Selesai kita bayar, datanglah sebuah perusahaan menghubungi kita dan mengatakan akan membeli tanah tersebut seharga Rp. 60juta tahun depan. Apakah kita dapat mengatakan bahwa kita telah mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 10juta? Tentu saja tidak. Untuk menguji atas hal tersebut, maka kita akan membandingkan pengeluaran kita dengan penerimaan yang akan kita peroleh dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga yang relevan. Berikut ini adalah ulasannya :
Jika kita akan mendapatkan atau menerima Rp. 60juta satu tahun yang akan datang, berapa sebenarnya nilai sekarang (present value) penerimaan tersebut? kalau kita mempertimbangkan bahwa tingkat bunga yang relevan adalah 15%, maka present value (PV) adalah :
PV   = 60/(1+0,15)
     = Rp. 52.17juta

Dengan demikian selisih antara PV penerimaan dengan PV pengeluaran (disebut dengan NPV, Net Present Value) adalah :

NPV  = Rp. 52,17juta – Rp. 50.00jt
     = Rp. 2,17juta

NPV yang positif memberikan gambaran bahwa Investasi yang akan dilakukan adalah Feasible atau layak untuk dilakukan, begitu pula sebaliknya, jika nilai NPV adalah Negatif maka adalah tidak layak untuk dilakukan atau Unfeasible. Oleh karena itu, dalam menghitung NPV perlu untuk menaksir arus kas dan menentukan tingkat suku bunga yang relevan.

Case Study :
PT. Datraco Express, sebuah perusahaan jasa transportasi darat berecana untuk membuka divisi baru dalam jajaran usahanya, yaitu divisi TAXI.  Perusahaan  akan  membeli sebanyak  50  unit  Taxi  dengan  harga pembelian senilai Rp. 30juta perunit. Ditaksir usia ekonomis untuk kendaraan tersebut  adalah 4 tahun,  dengan  nilai  sisa   sebesar  Rp. 4juta, nilai penyusutan digunakan metode garis lurus. Taxi tersebut akan dioperasikan selama 300 hari dalam satu tahun, setiap pengemudi Taxi dikenakan setoran sebesar Rp. 50.000. biaya yang bersifat tunai, diantaranya penggantian ban, kopling, rem, oli perpanjangan STNK dan biaya lainnya ditaksir sebesar Rp. 3juta. Berapa NPV usaha Taxi tersebut jika perusahaan dikenakan tarif pajak penghasilan sebesar 35% dan diasumsikan tingkat suku bunga yang relevan adalah sebesar 16%?

Jawab :
a. Taksiran Rugi/Laba Usaha TAXI

Penghasilan   300 x 50 x Rp. 50.000

Rp. 750,00jt
Biaya-biaya :

Yang bersifat tunai = 50 unit x 3jt
    Rp. 150,00jt

Penyusutan        = 50 unit x 6,5jt
    Rp. 325,00jt

Total

Rp. 475,00jt
Laba operasi

Rp. 275,00jt
Pajak (35%)

Rp.  96,25jt
Laba setelah pajak

Rp. 178,75jt

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus adalah sebagai berikut :
Harga Perolehan – Nilai sisa
Penyusutan pertahun  =
 Usia Ekonomis

Penyusutan perunit =
Rp. 30jt – 4jt
------------- = 6,5jt
 4
Total penyusutan =

(50 unit x Rp. 30jt) – (50 unit x 4jt) / 4 = 325jt



Taksiran Kas masuk bersih operasi (Operational Cash Inflow) per tahun adalah Laba setelah pajak + total penyusutan =

Rp. 178,75 + Rp. 325jt = Rp. 503,75

Pada tahun ke-4 ada nilai sisa sebesar Rp. 200jt (50 unit x 4jt), oleh karena itu arus kas dari investasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tahun ke-
Kas keluar
Kas masuk
0
-Rp. 1.500

1

+Rp. 503,75jt
2

+Rp. 503,75jt
3

+Rp. 503,75jt
4

+Rp. 503,75jt


+Rp. 200jt

Jika diasumsikan tingkat bunga yang relevan adalah 16%, maka perhitungan NPV dapat dinyatakan sebagai berikut :

   n
NPV = PV Pngeluaran + {∑ PV Penerimaan }+ Nilai sisa
  i = t   (1 + i)t        (1 + i)n

NPV = -Rp. 1.500 +  503,75  + 503,75  + 503,75  + 503,75    +   200
       (1+0,16)1 (1+0,16)2  (1+0,16)3 (1+0,16)4     (1+0,16)4

Tahun ke-1
Tahun ke-2
Tahun ke-3
Tahun ke-4
1.16
1,3456
1,560896
1,810639


NPV = -Rp. 1.500 + Rp. 1.408,58 + 110,45
NPV = -Rp. 1.500 + Rp. 1.520,03
NPV = +Rp. 20,03jt


Karena Investasi tersebut menghasilkan nilai NPV yang positif, maka rencana investasi tersebut adalah Feasible

 


MENAKSIR JUMLAH MODAL KERJA


MENAKSIR JUMLAH MODAL KERJA
Pengertian :
Pada umumnya Jumlah modal kerja adalah suatu kebutuhan perusahaan akan biaya operasi perusahaan atau keseluruhan aktiva lancar untuk operasi perusahaan.
Atas pengertian diatas maka dapatlah ditarik sebuah definisi tentang modal kerja yaitu :
“Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya”.

1. Metode Perputaran Modal kerja :
Perusahaan AKBAR DJAYA pada tahun 2011 memiliki nilai penjualan sebesar Rp. 2.000juta. jumlah aktiva lancar pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Kas
Rp.  50juta
Piutang
Rp. 300juta
Persediaan
Rp. 150juta
Jumlah Aktiva Lancar
RP. 500juta

*catatan :
Pada umumnya Bank-Bank Umum akan menilai/menghitung kebutuhan modal kerja atas sebuah pengajuan pinjaman yang diajukan oleh sebuah perusahaan dan memberikan pinjaman kredit maksimal 70% dari kebutuhan atas aktiva lancar perusahaan tersebut


Untuk menaksir modal kerja (dalam artian aktiva lancar) biasanya digunakan metode perputaran modal kerja. Perputaran komponen-komponen aktiva lancar tersebut dihitung dengan cara sebagai berikut :

Kas           = Penjualan/rata2 Kas             = Rp. 2.000/50  = 40.00x
Piutang       = Penjualan/rata2 Piutang         = Rp. 2.000/300 =  6.67x
Persediaan    = Penjualan/rata2 persediaan      = Rp. 2.000/150 = 13.13x



Periode Keterikatan Dana :

Kas           = 360/40      =  9.00 hari
Piutang       = 360/6.67    = 54.00 hari
Persediaan    = 360/13.33   = 27.00 hari

Dengan demikian maka periode terikatnya dana dalam modal kerja  adalah =
9 + 54 + 27 = 90 hari
Hal ini menunjukan bahwa perputaran modal kerja  adalah :
360hari / 90hari = 4x dalam satu tahun

Pada tahun 2012 perusahaan memperkirakan dapat meningkatkan volume penjualan senilai Rp. 2.500juta. perusahaan kemudian mengajukan kredit modal kerja kepada Bank.
Jika  diperkirakan pada tahun 2012 penjualan akan mencapai Rp. 2.500juta, maka jumlah modal kerja (yaitu aktiva lancar) pada tahun 2012 adalah :
Rp. 2.500 / 4 = 625juta
Jika  aktiva  lancar  pada  tahun  2011  adalah  sebesar   Rp. 500juta, maka tambahan aktiva lancar adalah sebesar :
Rp. 625juta – Rp. 500juta = Rp. 125juta
Nilai inilah yang akan dimintakan kredit kepada Bank
Kalau pihak Bank hanya akan memberikan 70% besarnya pinjama, maka kredit modal kerjanya adalah :
Rp. 125juta X 70% = Rp. 87.50juta
Perhatikan :
Pada tahun 2011 jumlah aktiva lancar merupakan 25% penjualan yang dicapai pada tahun tersebut (Rp. 500/Rp. 2.000 = 0.25). dengan menggunakan metode ini maka jumlah aktiva lancar yang diproyeksikan akan mencapai 25% dari penjualan tahun 2012, yaitu 0,25 X Rp. 2.500 = 635juta