Menurut beberapa kelompok sarjana (dalam Kartono,
2003); Shinta (2002) membagi Tipe Kepemimpinan sebagai berikut :
Macam –
macam Tipe Kepemimpinan (personal Leadirship)
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi,
daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap
memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang
superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan
yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan
dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1)
mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3)
mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas
mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh
beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu
melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan
tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan
militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando,
keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas,
upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut
adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki
saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi
hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative,
Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara
lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi
untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan
sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang
rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap
segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap
eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan
prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan
bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin
hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan
koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan
atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya
biasanya morat marit dan kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan
yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan
sosial ditengah masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan
demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap
individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui
keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan
kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang
tepat.
Tipe gaya kepemimpinan yang mempengaruhi
sebuah organisasi dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Tipe Instruktif
Tipe ini ditandai dengan
adanya komunikasi satu arah. Pemimpin
membatasi peran bawahannya dan menunjukan kepada bawahannya apa, kapan dan
dimana, bagaimana suatu tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan semata-mata menjadi wewenang pemimpin yang kemudian diumumkan kepada
para bawahan. Pelaksanaan pekerjaan diawasi ketat oleh pemimpin.
Ciri-ciri pemimpin seperti ini adalah
sebagai berikut :
a. Pemimpin memberikan pengarahan
tinggi dan rendah dukungan
b.
Pemimpin memberikan batasan peranan
bawahan
c.
Pemimpin memberitahukan bawahan tentang
apa, bilamana, dimana dan bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya
d.
Iniosiatif pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan semata-mata dilakukan oleh pimpinan
e.
Pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan diumumkan oleh pemimpin dan pelaksanaannya diawasi dengan ketat oleh
pemimpin.
2. Tipe konsultatif
Tipe kepemimpinan ini
masih memberikan instruksi yang cukup besar serta penetapan keputusan-keputusan
dilakukan oleh pemimpin. Bedanya adalah bahwa tipe konsultatif ini menggunakan
komunikasi dua arah dan memberikan suportif terhadap bawahan mendengar keluhan
dan perasaan bawahan tentang keputusan yang diambil. Sementara bantuan
ditingkatkan, pengawasan atas pelaksanaan keputusan tetap pada pemimpin.
Ciri-ciri pemimpin seperti ini adalah
sebagaiberikut :
a.
Pemimpin memberikan baik pengarahan maupun
dukungan tinggi
b.
Pemimpin mengadakan komunikasi dua arah
dan berusaha mendengarkan perasaan, gagasan dan saran bawahan
c.
Pengawasan dan pengambilan keputusan tetap
pada pemimpin.
3. Tipe Partisipatif
Sebab kontrol atas
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
seimbang antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin dan bawahan sama-sama
terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Komunikasi dua arah makin bertambah
frekuensinya, pemimpin makin mendengarkan secara intensif terhadap bawahannya.
Keikutsertaan bawahan dalam pemecahan masalah dan mengambil keputusan makin
banyak, sebab pemimpin berpendapat bahwa bawahan telah memiliki kecakapan dan
pengetahuan yang cukup luas untuk menyelesaikan tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar